Profil Desa Bringin

Ketahui informasi secara rinci Desa Bringin mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bringin

Tentang Kami

Sesuai namanya, Desa Bringin di Srumbung, Magelang, menjadi lumbung yang menaungi dan menghidupi warganya. Terletak di lereng subur Merapi, desa ini menopang ekonominya melalui dua pilar tangguh: pertanian salak pondoh dan peternakan sapi perah.

  • Identitas Filosofis "Bringin"

    Nama desa ini, yang berarti pohon beringin, mencerminkan karakternya sebagai komunitas yang kokoh, mengayomi, dan menjadi sumber kehidupan bagi warganya, selaras dengan filosofi pohon beringin dalam budaya Jawa.

  • Ekonomi Ganda yang Tangguh

    Perekonomian Desa Bringin ditopang oleh dua sektor andalan yang saling melengkapi: perkebunan Salak Pondoh yang subur dan industri peternakan sapi perah yang produktif.

  • Komunitas Resilien Lereng Merapi

    Sebagai desa yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Merapi, masyarakat Bringin telah mengembangkan budaya kewaspadaan dan resiliensi tinggi untuk hidup harmonis dengan dinamika alam vulkanik.

XM Broker

Di lereng selatan Gunung Merapi yang subur, terdapat sebuah desa yang namanya sarat akan makna dan filosofi. Desa Bringin, di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, mengambil namanya dari pohon beringin (bringin)—simbol pengayoman, kekuatan dan sumber kehidupan dalam budaya Jawa. Sesuai dengan namanya, desa ini telah tumbuh menjadi sebuah komunitas yang kokoh, menaungi warganya dengan keteduhan sosial dan menghidupi mereka melalui pilar-pilar ekonomi yang tangguh, semuanya di bawah bayang-bayang megah sang gunung api.

Geografi, Wilayah, dan Demografi

Desa Bringin menempati kawasan dataran tinggi di lereng Merapi, sebuah posisi yang memberikannya anugerah berupa tanah vulkanik yang sangat subur dan udara yang sejuk. Lanskap desa merupakan perpaduan harmonis antara perkebunan salak yang rimbun, lahan pakan ternak yang hijau, serta pemukiman penduduk yang tertata di kontur tanah yang miring.Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, luas wilayah Desa Bringin ialah 3,35 kilometer persegi. Wilayah ini secara administratif terbagi menjadi sembilan dusun. Batas-batas wilayahnya meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Desa Polengan, sebelah timur dengan Desa Jerukagung, sebelah selatan dengan Desa Tegalrandu, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Pucanganom.Data kependudukan BPS pada tahun 2022 mencatat jumlah penduduk Desa Bringin sebanyak 3.857 jiwa, yang terdiri dari 1.936 penduduk laki-laki dan 1.921 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.151 jiwa per kilometer persegi, mencerminkan sebuah komunitas agraris yang mapan.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Pemerintahan Desa Bringin menjalankan fungsinya dengan kesadaran penuh akan karakteristik wilayahnya yang unik. Di bawah kepemimpinan pemerintah desa, kebijakan pembangunan diarahkan untuk mendukung dua sektor ekonomi andalan: pertanian dan peternakan. Pemerintah desa aktif dalam membina dan memfasilitasi kelompok-kelompok tani dan ternak, membantu mereka dalam meningkatkan produktivitas dan mengakses pasar. Selain itu, sebagai desa di lereng Merapi, program mitigasi bencana dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat menjadi prioritas utama dalam tata kelola desa.

Lumbung Ganda: Pertanian Salak dan Peternakan Sapi Perah

Kekuatan ekonomi Desa Bringin berdiri kokoh di atas dua pilar utama yang saling menopang. Pilar pertama adalah pertanian Salak Pondoh. Tanah vulkanik yang kaya akan mineral di Bringin merupakan media tanam yang ideal bagi salak, menghasilkan buah dengan kualitas unggul yang terkenal manis dan renyah. Kebun-kebun salak menjadi pemandangan dominan di desa ini, dan menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga petani.Pilar kedua yang menjadi ciri khas dan pembeda Desa Bringin adalah industri peternakan sapi perah. Desa ini merupakan salah satu sentra penghasil susu sapi segar di Kecamatan Srumbung. Puluhan peternak yang tergabung dalam Kelompok Tani Ternak (KTT) dengan tekun merawat sapi-sapi mereka. Setiap pagi dan sore, aktivitas pemerahan susu menjadi rutinitas yang menandai denyut ekonomi peternakan.Susu segar yang dihasilkan kemudian disetorkan ke koperasi atau pengepul untuk didistribusikan ke industri pengolahan susu (IPS) yang lebih besar. Keberadaan sektor peternakan ini tidak hanya memberikan pendapatan dari penjualan susu, tetapi juga menciptakan rantai ekonomi turunan, seperti penyediaan pakan ternak dari rumput gajah yang banyak ditanam warga, hingga pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik untuk menyuburkan kebun salak. Sinergi antara pertanian dan peternakan inilah yang membuat ekonomi Desa Bringin begitu tangguh.

Resiliensi Komunitas Lereng Merapi

Hidup sebagai bagian dari ekosistem Gunung Merapi berarti hidup dalam kesiapsiagaan. Desa Bringin termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB), sebuah status yang telah membentuk mental dan budaya warganya menjadi komunitas yang resilien. Masyarakat Bringin telah terbiasa dengan aktivitas gunung dan memahami tanda-tanda alam.Pengetahuan tentang jalur evakuasi, lokasi titik kumpul, dan prosedur tanggap darurat bukanlah hal yang asing. Kelompok-kelompok relawan dan sistem keamanan lingkungan (siskamling) yang aktif menjadi garda terdepan dalam memantau informasi dan memastikan keselamatan bersama. Bagi masyarakat Bringin, Merapi bukanlah musuh yang ditakuti, melainkan tetangga agung yang harus dihormati, diwaspadai, dan disyukuri atas segala kesuburan yang diberikannya.

Penutup: Desa yang Mengayomi dan Menghidupi

Desa Bringin adalah perwujudan nyata dari filosofi namanya. Seperti pohon beringin yang akarnya kuat menghunjam ke bumi dan dahannya rimbun menaungi, desa ini berakar kuat pada tradisi agraris dan budaya lereng Merapi, sambil terus menumbuhkan cabang-cabang ekonomi baru yang menaungi dan menghidupi warganya. Melalui perpaduan harmonis antara manisnya salak, segarnya susu, dan ketangguhan semangat warganya, Desa Bringin berdiri kokoh sebagai komunitas yang subur, makmur, dan senantiasa waspada di bawah naungan agung Gunung Merapi.